Sejarah dan Tokoh di Balik Gaya Penulisan: Dari Aristoteles hingga Era Digital

Dalam dunia kepenulisan, kita mengenal berbagai gaya penulisan seperti formal, informal, naratif, eksposisi, persuasif, deskriptif,argumentatif dan hybrid. Setiap gaya memiliki ciri khas tersendiri dan digunakan sesuai tujuan, audiens, serta konteks tulisan. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: siapa sebenarnya yang menciptakan gaya-gaya penulisan ini? Apakah gaya penulisan diciptakan oleh satu orang atau berkembang secara alami?
Artikel ini akan mengulas secara ekspositori atau menjelaskan dengan detail bagaimana gaya penulisan berkembang dari masa ke masa, siapa saja tokoh penting yang berkontribusi, dan bagaimana gaya ini menjadi bagian penting dari dunia literasi, pendidikan, dan media.
Gaya Penulisan Bukan Ditemukan, Tapi Berkembang
Hal pertama yang perlu dipahami adalah gaya penulisan tidak ditemukan oleh satu orang, melainkan berkembang secara bertahap dalam sejarah manusia. Seiring berkembangnya bahasa dan kebutuhan komunikasi, manusia mulai menyusun tulisan dengan pendekatan berbeda-beda, tergantung pada tujuan dan situasi.
Awalnya, tulisan digunakan hanya untuk mencatat fakta dan peristiwa, seperti dalam dokumen sejarah, hukum, dan transaksi perdagangan. Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban, tulisan mulai digunakan untuk bercerita, menyampaikan pendapat, membujuk, hingga mengajarkan ilmu pengetahuan. Dari sinilah berbagai gaya penulisan muncul dan terus berkembang.
Tokoh-Tokoh Kunci dalam Perkembangan Gaya Penulisan
Beberapa tokoh besar dalam sejarah literasi dunia berkontribusi besar dalam pengembangan dan penyebaran berbagai gaya penulisan. Berikut adalah tokoh-tokoh penting yang layak disebut:
1. Aristoteles (384–322 SM)
Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, adalah salah satu tokoh paling awal yang mengklasifikasikan jenis-jenis komunikasi dan penulisan. Dalam karyanya berjudul Rhetoric, Aristoteles menjelaskan tiga pendekatan utama dalam menulis atau berbicara:
-
Ethos: meyakinkan berdasarkan karakter atau kredibilitas penulis/pembicara.
-
Pathos: meyakinkan dengan menyentuh emosi audiens.
-
Logos: meyakinkan dengan logika dan bukti.
Konsep ini menjadi dasar perkembangan gaya persuasif dan argumentatif yang kita kenal hingga sekarang.
2. Cicero (106–43 SM)
Seorang orator dan penulis dari Romawi, Cicero banyak menulis pidato dan esai yang memperkenalkan seni berbicara dan menulis yang retoris dan persuasif. Gaya penulisan Cicero menjadi acuan bagi pendidikan retorika di Eropa selama berabad-abad.
3. Plato (427–347 SM)
Sebagai murid Socrates dan guru Aristoteles, Plato menulis dialog-dialog filosofis yang kaya dengan argumentasi. Ia menjadi pelopor dalam gaya penulisan dialog dan argumentatif, yang digunakan untuk menggali gagasan dan menjelaskan konsep abstrak secara mendalam.
4. Geoffrey Chaucer (1343–1400)
Melalui karya terkenalnya The Canterbury Tales, Chaucer memperkenalkan gaya naratif modern dalam bahasa Inggris. Ia menjadi pelopor dalam menyampaikan cerita melalui sudut pandang tokoh yang beragam dan bahasa yang lebih hidup.
5. Francis Bacon (1561–1626)
Bacon dikenal sebagai pelopor gaya eksposisi ilmiah dan esai analitis. Ia mendorong pentingnya observasi, eksperimen, dan penalaran dalam menulis. Karyanya seperti Essays dan Novum Organum memberi fondasi untuk gaya penulisan eksposisi dan ilmiah modern.
6. William Shakespeare (1564–1616)
Shakespeare tidak hanya dikenal sebagai dramawan, tetapi juga sebagai penggubah gaya penulisan naratif, deskriptif, dan dialogis dalam karya sastra. Ia memperkaya kosakata dan ekspresi emosional dalam penulisan.
7. George Orwell (1903–1950)
Orwell dikenal karena tulisan-tulisannya yang lugas, jelas, dan penuh makna sosial-politik. Dalam esainya Politics and the English Language, Orwell menyarankan agar gaya penulisan yang baik harus jelas, ringkas, dan langsung, yang kemudian memengaruhi gaya eksposisi dan argumentatif modern.
Klasifikasi Gaya Penulisan dalam Dunia Pendidikan dan Media
Dalam konteks pendidikan, gaya penulisan diklasifikasikan menjadi beberapa kategori utama yang umum digunakan dalam menulis esai atau artikel:
-
Naratif: Mengisahkan suatu cerita atau kejadian.
-
Deskriptif: Menggambarkan objek, tempat, atau perasaan secara rinci.
-
Eksposisi: Menjelaskan suatu topik secara informatif dan sistematis.
-
Persuasif: Bertujuan meyakinkan pembaca terhadap suatu pandangan atau tindakan.
-
Argumentatif: Menyampaikan argumen logis yang disertai bukti dan alasan untuk mempertahankan sebuah pendapat.
Klasifikasi ini bukan hasil karya satu orang, melainkan hasil pengembangan dari teori komunikasi, linguistik, dan retorika selama berabad-abad.
Perkembangan Gaya Penulisan di Era Digital
Di era modern, gaya penulisan berkembang lebih fleksibel. Muncul gaya baru seperti:
-
Gaya informal blog dan media sosial, yang mengutamakan kedekatan dan bahasa sehari-hari.
-
Gaya hybrid, gabungan antara eksposisi, naratif, dan persuasif, umumnya digunakan dalam artikel blog atau konten SEO.
-
Gaya storytelling dalam marketing, yang menggabungkan unsur narasi dan persuasif untuk membangun brand atau produk.
Internet dan media digital membuat gaya penulisan menjadi lebih adaptif terhadap audiens yang beragam, dari akademik hingga hiburan.
Kesimpulan
Gaya penulisan tidak diciptakan oleh satu orang, melainkan berkembang dari zaman ke zaman seiring kebutuhan komunikasi manusia. Tokoh-tokoh seperti Aristoteles, Plato, Cicero, hingga Orwell, memainkan peran penting dalam merumuskan dan menyempurnakan berbagai pendekatan menulis yang kita kenal saat ini.
Saat ini, gaya penulisan telah menjadi bagian penting dalam pendidikan, media, dan komunikasi profesional. Mengetahui perbedaan dan tujuan masing-masing gaya tidak hanya membuat tulisan lebih efektif, tetapi juga memperkaya kemampuan komunikasi kita di berbagai platform.
Posting Komentar