Rahasia di Balik Harga Murah di Toko Online: Strategi Seller yang Jarang Diketahui?

Table of Contents



Pernahkah kamu melihat ada produk di toko online yang dijual dengan harga sangat murah, bahkan tidak masuk akal dibandingkan harga pasaran di toko fisik?Mulai dari baju fashion yang cuma Rp5.000, alat dapur Rp8.000, sampai gadget aksesori seperti kabel charger atau earphone yang cuma Rp3.000 saja. Padahal, secara tampilan dan fungsi, produk-produk itu terlihat mirip dengan yang dijual mahal di tempat lain.

Lalu, muncul pertanyaan: kok bisa harga produk semurah itu? Bagaimana para seller mencari untungnya?

Pertanyaan ini sering dilontarkan, terutama oleh pembeli yang penasaran atau calon penjual yang ingin masuk ke bisnis online. Artikel ini akan mengupas secara lengkap mengapa banyak produk di e-commerce dijual jauh di bawah harga pasar dan bagaimana penjual tetap bisa meraih keuntungan dari strategi seperti itu.

1. Produksi Massal dalam Skala Besar

Alasan paling umum mengapa harga produk bisa ditekan sangat rendah adalah karena penjualnya memproduksi atau membeli dalam jumlah besar. Strategi ini berlaku di berbagai kategori, baik itu fashion, aksesoris, barang rumah tangga, hingga alat elektronik kecil.

Misalnya, produsen peralatan dapur membeli spatula silikon dalam jumlah ribuan pcs dari pabrik. Harga eceran yang biasanya Rp15.000 bisa turun menjadi Rp5.000–Rp6.000 per pcs jika dibeli grosir dalam skala besar. Begitu juga dengan fashion seperti kaos polos, celana rumahan, atau daster—produksi massal menekan harga secara signifikan.

Dengan volume produksi besar, biaya per unit produk bisa sangat rendah. Seller pun bisa menjual dengan harga murah, bahkan hanya mengambil keuntungan seribu atau dua ribu rupiah per item. Tapi kalau laku ratusan pcs per hari, keuntungannya tetap besar.

2. Menggunakan Bahan Murah atau Kualitas Rendah

Jangan langsung percaya pada tampilan produk di foto. Banyak seller menggunakan bahan atau komponen dengan kualitas lebih rendah untuk menekan biaya produksi. Ini berlaku di banyak kategori, contohnya:

  • Kaos berbahan tipis dan mudah melar

  • Alat dapur dari plastik daur ulang yang ringan

  • Kabel data dengan kualitas tembaga minimal

  • Aksesoris HP dengan komponen murahan

Meski fungsi dasar tetap jalan, daya tahan dan kualitasnya tentu tidak sebaik produk premium. Tapi untuk konsumen yang hanya butuh fungsi sederhana atau barang murah meriah, produk seperti ini tetap menarik. Karena bahan dan material yang digunakan murah, harga jualnya pun bisa ditekan hingga di bawah Rp10.000.

3. Strategi Loss Leader: Jual Murah untuk Menarik Perhatian

Banyak seller menggunakan strategi pemasaran yang disebut loss leader, yaitu menjual produk dengan harga sangat murah, bahkan merugi, demi mendatangkan pengunjung ke tokonya.

Contohnya:

  • Menjual satu item seperti sendok stainless seharga Rp1.000

  • Menjual kaos polos hanya Rp7.000

  • Menjual case HP seharga Rp3.500

Tujuan utamanya bukan untuk cari untung dari produk itu, tapi menarik calon pembeli agar masuk ke toko mereka, melihat-lihat, dan akhirnya membeli produk lain dengan harga lebih tinggi. Strategi ini juga membantu toko:

  • Naik peringkat di pencarian e-commerce

  • Dapat lebih banyak ulasan positif

  • Meningkatkan kepercayaan pembeli

Meskipun rugi di satu item, seller tetap untung karena pengaruhnya terhadap penjualan keseluruhan. Banyak pembeli yang akhirnya membeli 2–3 produk lain setelah tergoda dengan produk murah tersebut.

4. Stok Lama atau Produk Cuci Gudang

Produk-produk yang dijual dengan harga sangat rendah juga bisa jadi merupakan barang stok lama atau hasil produksi gagal. Ini umum terjadi di semua kategori:

  • Pakaian dengan motif jadul atau warna tidak laku

  • Aksesoris yang sudah tidak tren

  • Barang rumah tangga dengan cacat ringan

  • Elektronik dengan kemasan rusak tapi fungsi normal

Daripada menumpuk di gudang dan tidak menghasilkan, banyak seller memilih untuk menjualnya murah sebagai produk cuci gudang. Kadang mereka menulis secara jelas bahwa produk termasuk “barang clearance” atau “non-garansi,” tapi tak jarang juga disamarkan dengan foto yang bagus dan deskripsi seadanya.

5. Dropship dari Supplier Besar atau Impor

Tidak semua seller di toko online adalah produsen langsung. Banyak dari mereka menjalankan bisnis sebagai dropshipper atau reseller dari supplier besar. Sumber produk mereka bisa berasal dari:

  • Supplier grosir lokal seperti Tanah Abang, ITC, atau pusat grosir online

  • Marketplace luar negeri seperti 1688 atau Alibaba

  • Importir Cina yang menyediakan barang murah secara massal

Dengan sistem dropship, seller tidak perlu stok barang dan hanya fokus pada pemasaran dan pengemasan. Mereka juga bisa menawarkan harga lebih murah karena mendapatkan barang langsung dari sumber utama dengan harga dasar yang sangat rendah. Selisih harga kecil per produk tetap menguntungkan jika transaksi dilakukan dalam volume tinggi.

6. Kompetisi Harga yang Sangat Ketat

Marketplace seperti e-commerce dikenal dengan persaingan harga yang sangat ketat. Dalam satu kategori produk, bisa ada ratusan seller yang menawarkan barang serupa. Ini menyebabkan terjadinya perang harga, di mana banyak seller rela menurunkan harga hingga batas minimal, bahkan tanpa margin keuntungan.

Bagi seller baru, strategi ini digunakan untuk:

  • Menarik pembeli pertama

  • Meningkatkan performa toko

  • Mendapat ulasan dan rating tinggi

Setelah toko mendapat reputasi yang baik, seller mulai menaikkan harga secara bertahap atau fokus menjual produk lain dengan margin lebih besar.

Jadi, Kenapa Produk di Toko Online Bisa Murah Banget?

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa harga produk murah di e-commerce bukanlah keajaiban. Di baliknya ada strategi bisnis yang cerdas dan sistem logistik yang terencana. Inilah beberapa poin ringkasan penting:

  • Produksi massal menurunkan biaya per unit

  • Material atau komponen murah menghasilkan produk lebih murah

  • Jual rugi digunakan untuk menarik pembeli

  • Barang cuci gudang atau stok lama dijual murah untuk habiskan stok

  • Dropship dan impor memungkinkan harga sangat kompetitif

  • Persaingan ketat membuat seller rela pasang harga minim demi volume

Sebagai pembeli, tentu kita senang mendapat barang bagus dengan harga murah. Tapi penting juga untuk memahami bahwa harga rendah biasanya sebanding dengan kualitas atau strategi tertentu. Sementara bagi kamu yang ingin mulai jualan di e-commerce, penting untuk tahu bahwa harga murah bukan berarti tanpa untung, asalkan kamu bisa menerapkan strategi yang tepat.

Posting Komentar