Panduan Lengkap Memulai Usaha Jasa Ekspedisi: Modal, Syarat, dan Contoh

Table of Contents


Usaha jasa ekspedisi atau pengiriman barang semakin berkembang seiring dengan meningkatnya aktivitas jual beli online. Jika dikelola dengan baik, bisnis ini bisa mendatangkan keuntungan besar. Lalu, bagaimana cara memulainya dari nol? Simak panduan lengkap berikut ini.

1. Tentukan Skala dan Jenis Layanan Ekspedisi

Langkah pertama adalah menentukan jenis layanan yang ingin kamu tawarkan. Ada beberapa pilihan:

  • Ekspedisi lokal: Fokus pada pengiriman dalam kota atau antar kota dalam satu provinsi.
    Contoh: Usaha pengiriman dari kota Padang ke Bukittinggi.

  • Ekspedisi nasional: Melayani pengiriman antar provinsi hingga ke pelosok Indonesia.
    Contoh: Pengiriman dari Jakarta ke Makassar.

  • Ekspedisi internasional: Khusus untuk pengiriman ke luar negeri.
    Contoh: Pengiriman barang dari Surabaya ke Malaysia.

Kamu juga bisa memilih moda transportasi yang akan digunakan:

  • Darat: Menggunakan motor, mobil, atau truk.

  • Laut: Menggunakan kapal laut untuk pengiriman antar pulau.

  • Udara: Menggunakan pesawat kargo untuk pengiriman cepat.

2. Lakukan Riset Pasar dan Tentukan Target Konsumen

Sebelum menjalankan usaha, penting untuk mengetahui siapa target pasar kamu dan apa kebutuhan mereka.

Contoh: Jika di sekitarmu banyak penjual online atau UMKM, kamu bisa menawarkan jasa pengiriman dengan sistem jemput barang ke rumah mereka. Kalau daerahmu dekat dengan pelabuhan, kamu bisa fokus ke ekspedisi laut antar pulau.

Riset juga bisa dilakukan dengan mengamati kompetitor seperti J&T, JNE, atau SiCepat. Apa kelebihan dan kekurangan mereka? Ini bisa menjadi dasar strategi usahamu.

3. Siapkan Legalitas dan Perizinan Usaha

Legalitas sangat penting agar usahamu terpercaya dan bisa bekerja sama dengan mitra besar.

Dokumen yang perlu disiapkan:

  • NIB (Nomor Induk Berusaha)

  • NPWP Perusahaan

  • SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

  • Izin Angkutan Barang dari Dinas Perhubungan jika menggunakan kendaraan sendiri

  • Sertifikasi tambahan seperti ISO (jika ingin menjangkau klien besar)

Contoh biaya: Pengurusan NIB dan SIUP bisa dilakukan gratis lewat OSS (Online Single Submission), tapi jika kamu memakai jasa pengurusan, siapkan dana sekitar Rp1–5 juta.

4. Persiapkan Sarana dan Prasarana

A. Tempat Usaha

Gunakan ruko, rumah, atau gudang kecil sebagai tempat usaha.

Contoh: Sewa ruko kecil pinggir jalan Rp15 juta/tahun sudah cukup untuk awal.

B. Kendaraan Operasional

Jenis kendaraan tergantung skala usahamu:

  • Motor: Cocok untuk pengiriman dalam kota.
    Contoh: Motor bekas bisa dibeli dengan harga Rp10–15 juta.

  • Mobil pick-up: Untuk angkut barang besar.
    Contoh: Mobil Grand Max pick-up harga baru sekitar Rp150 juta.

  • Truk box: Jika ingin menjangkau pengiriman antarkota dengan volume besar.
    Contoh: Truk bekas bisa dibeli dengan harga Rp200–300 juta.

Untuk jalur udara dan laut, kamu tidak perlu punya pesawat atau kapal sendiri. Cukup kerja sama dengan perusahaan logistik seperti TIKI, J&T Cargo, atau maskapai seperti Lion Parcel.

5. Bangun Sistem Teknologi dan Pelacakan Barang

Zaman sekarang, orang ingin bisa melacak barang mereka secara real-time. Maka dari itu, kamu perlu menyediakan:

  • Website sederhana untuk cek resi

  • Sistem manajemen barang (bisa pakai software gratis seperti Odoo atau paid system)

  • WhatsApp bisnis untuk customer service

Contoh: Kamu bisa membuat website sederhana pakai WordPress dengan biaya hosting Rp500 ribu – Rp1 juta/tahun.

6. Rekrut Tim Kecil untuk Operasional

Di tahap awal, kamu cukup merekrut:

  • 2 kurir (motor)

  • 1 admin

  • 1 staf gudang atau sopir pick-up

Contoh: Gaji kurir bisa Rp2,5 juta/bulan + insentif. Total gaji awal sekitar Rp10–15 juta/bulan.

7. Bangun Kerja Sama dengan Mitra

Kamu tidak harus memulai dari nol sebagai brand besar. Bisa juga bekerja sama sebagai:

  • Agen JNE, SiCepat, Ninja Xpress, dll.

  • Mitra aplikasi logistik seperti Shipper atau Kargo Technologies

  • Penyedia pengiriman ke marketplace (Tokopedia, Shopee)

Contoh: Jika menjadi agen J&T, kamu hanya perlu menyediakan tempat, printer, dan timbangan. Komisi akan diberikan dari setiap pengiriman.

8. Promosi dan Branding

Gunakan media sosial dan promosi lokal:

  • Brosur, banner di ruko

  • WhatsApp blast

  • Kolaborasi dengan seller online

Contoh: Tawarkan promo gratis ongkir untuk 10 pengiriman pertama atau layanan jemput barang gratis di awal.

9. Estimasi Modal Awal (Skala Menengah)


Kebutuhan
Biaya Estimasi
Legalitas usahaRp3 juta
Sewa rukoRp20 juta
Kendaraan (2 motor & 1 pick-up)Rp180 juta
Peralatan kantor & sistem ITRp15 juta
Gaji karyawan bulan pertamaRp15 juta
Promosi awalRp5 juta
Total± Rp250 juta

10. Alternatif Modal Kecil (Usaha Rumahan)

Kalau modal terbatas, kamu bisa mulai dari rumah:

  • Gunakan motor pribadi

  • Jadilah agen ekspedisi

  • Promosikan lewat grup WhatsApp dan Facebook

  • Modal awal: Rp5 – 10 juta

Contoh: Seorang ibu rumah tangga di Bekasi membuka jasa pengiriman barang skala kecil dari rumah. Ia hanya bermodalkan motor dan printer, tapi bisa dapat penghasilan tambahan hingga Rp5 juta/bulan dari komisi pengiriman.

Penutup

Bisnis jasa ekspedisi memang butuh modal, tapi sangat menjanjikan. Kamu bisa mulai dari skala kecil dulu, lalu bertahap berkembang. Kunci suksesnya adalah pelayanan cepat, aman, dan terpercaya. Semakin banyak orang puas, semakin besar peluang kamu jadi ekspedisi langganan UMKM dan toko online.

Posting Komentar