Mengenal QRIS dan GPN: Inovasi Sistem Pembayaran Indonesia yang Diperjuangkan di Tengah Tantangan Global

Table of Contents


Dalam upaya mewujudkan sistem pembayaran nasional yang efisien, inklusif, dan berdaulat, Bank Indonesia telah meluncurkan dua program strategis yaitu QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional). Kedua sistem ini dirancang untuk merevolusi cara masyarakat Indonesia bertransaksi, baik melalui ponsel pintar maupun kartu debit. Namun, di tengah keberhasilannya, QRIS dan GPN sempat menjadi sorotan dalam negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, memunculkan pertanyaan tentang dampak geopolitik dalam pengembangan teknologi keuangan domestik.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang fungsi, manfaat, dan contoh nyata dari penggunaan QRIS dan GPN, serta menyinggung kontroversi di balik desakan Amerika agar Indonesia menghapus keduanya dalam perjanjian perdagangan bilateral.

QRIS: Standar Pembayaran Digital yang Terintegrasi

Apa Itu QRIS?

QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, sebuah standar nasional untuk sistem pembayaran berbasis QR code yang diluncurkan pada Agustus 2019 oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). QRIS memungkinkan semua aplikasi pembayaran digital—seperti Gopay, OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, hingga mobile banking—untuk melakukan transaksi menggunakan satu kode QR yang seragam di seluruh merchant di Indonesia.

Tujuan Pengembangan QRIS

QRIS dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan fragmentasi sistem pembayaran digital yang sebelumnya terjadi akibat setiap penyedia layanan memiliki QR code tersendiri. Dengan QRIS, konsumen dan pelaku usaha tidak perlu memiliki banyak QR code, yang membuat proses transaksi lebih efisien, praktis, dan universal.

Keunggulan dan Contoh Keuntungan Penggunaan QRIS

QRIS memberikan berbagai manfaat, baik bagi konsumen maupun pelaku usaha. Berikut adalah beberapa contoh konkret keuntungan yang dapat dirasakan dalam setiap transaksi:

  1. Transaksi Cepat dan Aman

    • Misalnya, seorang pembeli di warung kopi kecil cukup membuka aplikasi Gopay, memindai QRIS di meja kasir, dan memasukkan nominal pembayaran. Dalam hitungan detik, transaksi selesai tanpa harus membawa uang tunai atau menunggu kembalian.

  2. Hemat Biaya Administrasi

    • QRIS menerapkan biaya transaksi (Merchant Discount Rate/MDR) yang rendah, yakni 0,7% untuk UMKM. Bandingkan dengan biaya mesin EDC konvensional yang bisa mencapai 2-3% per transaksi. Sebuah warung makan yang menerima 100 transaksi per hari senilai rata-rata Rp20.000 bisa menghemat hingga ratusan ribu rupiah per bulan hanya dari efisiensi MDR.

  3. Peningkatan Omzet dan Akses Pasar

    • Dengan menerima pembayaran QRIS, sebuah toko kelontong bisa menjangkau lebih banyak konsumen yang tidak membawa uang tunai. QRIS juga mempermudah pencatatan transaksi secara digital, sehingga pelaku usaha lebih mudah mengajukan pinjaman atau pembiayaan usaha.

GPN: Integrasi Pembayaran Domestik yang Berdaulat

Apa Itu GPN?

GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) adalah sistem yang mengintegrasikan berbagai layanan transaksi non-tunai dalam negeri, seperti kartu debit, ATM, dan EDC, ke dalam satu jaringan nasional. Diresmikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2017, GPN bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap jaringan pembayaran asing seperti Visa dan Mastercard.

Fitur dan Keuntungan GPN

  1. Interoperabilitas Kartu

    • Kartu debit berlogo GPN bisa digunakan di mesin EDC dan ATM lintas bank nasional tanpa harus tergantung pada jaringan internasional. Ini meningkatkan fleksibilitas dan kenyamanan konsumen.

  2. Biaya Transaksi Lebih Rendah

    • Sebagai contoh, transaksi kartu debit berlogo GPN pada merchant lokal akan dikenakan biaya MDR lebih murah dibanding kartu berbasis Visa/Mastercard, yang dapat mencapai 2,5%. Penghematan ini sangat bermanfaat bagi pelaku usaha skala kecil dan menengah.

  3. Kedaulatan Data Transaksi

    • Seluruh proses dan data transaksi GPN dikelola di dalam negeri, sehingga lebih aman dan tidak perlu bergantung pada sistem luar negeri. Ini merupakan bagian penting dalam menjaga kedaulatan ekonomi digital Indonesia.

Perbedaan QRIS dan GPN Secara Konseptual dan Fungsional

AspekQRISGPN
Jenis TransaksiDigital/mobile payment berbasis QRKartu debit, ATM, EDC
Media PenggunaanAplikasi dompet digital / mobile bankingKartu ATM/debit
InfrastrukturMenggunakan jaringan pembayaran digitalMenggunakan jaringan antarbank nasional
Skala PenggunaanMerchant mikro hingga besarMerchant dan perbankan nasional
Tujuan UtamaEfisiensi dan inklusi keuanganKemandirian dan efisiensi sistem pembayaran nasional

Mengapa Amerika Serikat Mendesak Penghapusan QRIS dan GPN?

Dalam beberapa perundingan terkait kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat, dua sistem ini sempat menjadi sorotan. AS menyebut QRIS dan GPN berpotensi menghambat persaingan bebas dan bisa menjadi hambatan teknis dalam perdagangan.

Alasan Utama Penolakan AS:

  1. Dominasi Produk Lokal

    • QRIS dan GPN mengutamakan sistem dan infrastruktur nasional, sehingga secara tidak langsung membatasi pangsa pasar perusahaan asing, seperti Visa, Mastercard, atau platform pembayaran digital global lainnya.

  2. Akses terhadap Data Transaksi

    • Dengan pengelolaan sistem di dalam negeri, akses perusahaan asing terhadap data transaksi menjadi terbatas. Bagi AS, ini bisa mengganggu model bisnis berbasis data.

  3. Potensi Diskriminasi Teknologi Asing

    • Pemerintah AS memandang bahwa penerapan QRIS dan GPN yang bersifat wajib di sektor tertentu dapat dianggap sebagai tindakan diskriminatif terhadap teknologi atau penyedia jasa pembayaran dari luar negeri.

Posisi Indonesia dalam Menanggapi Desakan Ini

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa QRIS dan GPN bukan bentuk proteksionisme, melainkan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi digital dan kedaulatan data. Dalam forum internasional seperti G20 dan WTO, Indonesia menyuarakan pentingnya setiap negara memiliki hak mengembangkan sistem pembayaran domestik yang sesuai dengan kebutuhan nasional.

Langkah ini juga sejalan dengan tren global, di mana negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Rusia juga membangun sistem pembayaran sendiri yang tidak bergantung pada infrastruktur global milik Barat.

Kesimpulan

QRIS dan GPN merupakan dua terobosan besar dalam sistem pembayaran nasional Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan transaksi yang mudah, cepat, murah, aman, dan andal. Keduanya mendorong inklusi keuangan, efisiensi biaya, dan perlindungan data konsumen. Meskipun menghadapi tantangan diplomatik dalam konteks perdagangan internasional, Indonesia tetap berkomitmen mengembangkan sistem ini demi kemandirian dan keberlanjutan ekonomi digital di masa depan.

Dengan semakin luasnya adopsi QRIS dan GPN, Indonesia tidak hanya menciptakan ekosistem keuangan yang lebih sehat, tetapi juga memperkuat kedaulatan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Posting Komentar