Jenis-Jenis Masuk Angin: Dari Gejala Ringan hingga Kondisi Mematikan

Table of Contents


Masuk angin merupakan istilah populer yang telah mengakar dalam masyarakat Indonesia untuk menggambarkan kondisi tubuh yang merasa tidak enak badan, kembung, pegal, dan meriang. Meski tidak dikenal secara resmi dalam dunia kedokteran modern, masuk angin sering kali menjadi istilah payung bagi berbagai gejala penyakit ringan hingga berat. Dalam beberapa kasus, apa yang dianggap sebagai "masuk angin biasa" justru merupakan tanda awal dari kondisi medis serius yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan benar.

Dalam artikel ini, akan dibahas secara komprehensif mengenai jenis-jenis masuk angin berdasarkan tingkat keparahannya, efek negatif yang ditimbulkan, hingga langkah pengobatan yang tepat menurut pandangan medis dan pakar kesehatan.

Apa Itu Masuk Angin Menurut Medis?

Menurut dr. Gia Pratama, dokter umum dan edukator kesehatan, masuk angin sejatinya bukanlah diagnosis medis. Istilah ini lebih menggambarkan sekumpulan gejala seperti perut kembung, menggigil, mual, hingga pegal-pegal yang bisa muncul akibat kelelahan, gangguan pencernaan, atau infeksi virus ringan.

Dilansir dari situs kesehatan Alodokter, istilah "masuk angin" dalam masyarakat sering kali merujuk pada gejala seperti:

  • Perut terasa penuh atau kembung

  • Nafsu makan menurun

  • Kepala pusing atau sakit

  • Badan terasa lelah dan menggigil

Gejala-gejala tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti flu ringan, gangguan lambung, hingga infeksi saluran napas atas.

Jenis-Jenis Masuk Angin Berdasarkan Tingkat Keparahannya

1. Masuk Angin Ringan (Fungsional)

Jenis ini merupakan bentuk paling umum dan sering terjadi akibat kelelahan, tidur larut malam, atau terkena udara dingin dalam waktu lama.

Gejala:

  • Perut kembung atau sering bersendawa

  • Pegal-pegal

  • Menggigil tanpa demam

  • Mudah lelah

  • Nafsu makan menurun

Penyebab:

  • Pola makan tidak teratur

  • Paparan udara dingin (angin malam, AC)

  • Kurang istirahat

Pengobatan:

  • Istirahat cukup

  • Minum air hangat atau teh jahe

  • Pijat ringan atau kerokan tradisional

Kesimpulan: Tidak berbahaya dan umumnya dapat sembuh sendiri dalam 1–2 hari.

2. Masuk Angin Berat (Simtomatik)

Jenis ini melibatkan gejala sistemik dan bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Banyak orang menganggapnya sebagai masuk angin biasa, padahal sebenarnya merupakan gejala penyakit flu, demam berdarah, atau tifus.

Gejala:

  • Demam dan menggigil

  • Nyeri otot atau sendi

  • Sakit kepala hebat

  • Batuk dan pilek

  • Mual dan muntah

Penyebab Kemungkinan:

  • Infeksi saluran pernapasan atas

  • Tifus, DBD, atau penyakit virus lainnya

  • Gangguan pada sistem pencernaan

Penanganan:

  • Pemeriksaan medis diperlukan

  • Obat sesuai gejala (analgesik, antipiretik, atau antibiotik)

  • Terapi cairan dan istirahat total

Kesimpulan: Bisa menjadi serius jika dibiarkan tanpa pengobatan. Segera konsultasikan ke dokter jika gejala memburuk dalam 2–3 hari.

3. Masuk Angin Duduk (Angina Pectoris) – Gawat Darurat Medis

Masuk angin duduk adalah istilah tradisional untuk kondisi angina pectoris, yakni nyeri dada akibat suplai darah ke jantung yang tidak memadai karena penyumbatan pembuluh darah koroner.

Gejala:

  • Dada terasa tertekan seperti ditimpa beban berat

  • Nyeri menjalar ke lengan kiri, leher, atau rahang

  • Sesak napas

  • Berkeringat dingin

  • Lemas atau hampir pingsan

Penyebab:

  • Penyumbatan arteri koroner akibat kolesterol atau plak

  • Serangan jantung ringan (angina stabil/instabil)

Bahaya: Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI, kondisi ini dapat berujung pada serangan jantung jika tidak ditangani cepat. Banyak kasus kematian mendadak terjadi karena penderita mengira hanya sedang "masuk angin biasa".

Penanganan:

  • Segera ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)

  • Pemeriksaan EKG dan enzim jantung

  • Pemberian obat pengencer darah, nitrogliserin, atau tindakan pemasangan stent

Kesimpulan: Penyakit jantung koroner yang disalahartikan sebagai masuk angin bisa berakibat fatal jika telat ditangani.

Efek Negatif Masuk Angin Jika Tidak Diatasi

Meskipun gejalanya ringan, masuk angin yang diabaikan bisa berdampak buruk pada kesehatan. Efek negatif yang dapat timbul meliputi:

  1. Gangguan aktivitas harian
    Tubuh yang lemas dan tidak fit mengurangi produktivitas.

  2. Masalah pencernaan berulang
    Seperti gastritis (maag), jika gejala perut kembung atau mual terus berulang.

  3. Infeksi yang berkembang
    Masuk angin yang disebabkan virus bisa berubah menjadi infeksi sekunder seperti pneumonia jika tidak ditangani.

  4. Kematian mendadak (jika masuk angin duduk tidak ditangani)
    Menurut American Heart Association (AHA), angina pectoris merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung mendadak.

Cara Mengobati Masuk Angin dengan Tepat

Metode pengobatan masuk angin sangat bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya:

Pengobatan Masuk Angin Ringan

  • Minum air hangat, jahe, atau teh herbal

  • Makan makanan bergizi dan hangat (seperti sup ayam)

  • Istirahat yang cukup

  • Kerokan atau pijat tradisional untuk melancarkan peredaran darah

  • Hindari udara dingin berlebih

Pengobatan Masuk Angin Berat

  • Konsultasi ke dokter jika demam dan gejala lain tidak membaik dalam 3 hari

  • Obat antipiretik (penurun panas) dan analgesik (pereda nyeri)

  • Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi

  • Obat flu atau antibiotik bila disebabkan bakteri

Pengobatan Masuk Angin Duduk

  • Jangan menunda waktu: segera hubungi layanan darurat atau pergi ke rumah sakit

  • Hindari aktivitas berat dan tetap tenang

  • Ikuti penanganan medis lanjutan, seperti pemberian nitrogliserin, aspirin, atau pemasangan ring jantung sesuai arahan dokter

Langkah Pencegahan Masuk Angin

Meskipun tidak selalu bisa dihindari, Anda dapat meminimalkan risiko masuk angin dengan:

  • Menghindari begadang dan cukup tidur

  • Mengonsumsi makanan bergizi dan hangat

  • Menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga ringan

  • Menghindari paparan udara dingin berlebihan

  • Menjaga pola makan teratur dan sehat

Kesimpulan

Masuk angin mungkin terdengar sepele di telinga masyarakat Indonesia, namun istilah ini sering kali menjadi pengaburan terhadap kondisi medis yang lebih serius. Mengenali jenis-jenis masuk angin dan membedakan mana yang masih ringan dan mana yang memerlukan penanganan medis adalah hal penting untuk mencegah komplikasi.

Dalam konteks medis, penting untuk tidak selalu mengandalkan pengobatan tradisional seperti kerokan atau minum jamu jika gejala tidak membaik. Waspadai masuk angin duduk, karena itu bisa jadi tanda awal serangan jantung yang harus segera ditangani secara medis.

Referensi:

Posting Komentar