Daftar E-Wallet Milik Anak Bangsa dan Para Pendirinya

Table of Contents

Seiring berkembangnya teknologi finansial (fintech) di Indonesia, dompet digital atau e-wallet menjadi salah satu solusi praktis dalam bertransaksi. Tak hanya memudahkan pembayaran, e-wallet juga membuka peluang baru dalam ekosistem ekonomi digital. Menariknya, beberapa e-wallet yang populer saat ini merupakan hasil karya anak bangsa. Siapa saja pendirinya, dan bagaimana latar belakang mereka? Berikut ulasannya.

1. GoPay

Gambar ilustrasi tampilan aplikasi e-wallet Gopay(Gambar foto digital:Chatgpt.com)


Pendiri: Nadiem Makarim (melalui Gojek)
Perusahaan: PT Dompet Anak Bangsa

GoPay adalah layanan dompet digital yang terintegrasi dalam aplikasi Gojek. GoPay awalnya hanya digunakan untuk membayar layanan Gojek seperti ojek online dan pesan-antar makanan, namun kini telah berkembang menjadi sistem pembayaran yang digunakan di berbagai merchant online dan offline.

Nadiem Makarim mendirikan Gojek pada tahun 2010. Dengan perkembangan kebutuhan transaksi digital, Gojek kemudian meluncurkan GoPay untuk mendukung ekosistem layanan mereka. Kini, GoPay termasuk dalam Top 5 e-wallet terbesar di Indonesia dan telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia.

Fitur utama:

  • Pembayaran layanan Gojek

  • Transfer antar pengguna GoPay

  • Pembayaran QRIS di merchant

  • Pembayaran tagihan dan pembelian pulsa

  • Investasi dan paylater (GoPay Later)

2. OVO

Pendiri: Karaniya Dharmasaputra (melalui Lippo Group)
Perusahaan: PT Visionet Internasional

OVO diluncurkan pada tahun 2017 oleh Lippo Group melalui perusahaan PT Visionet Internasional. Salah satu tokoh penting di balik OVO adalah Karaniya Dharmasaputra, seorang mantan jurnalis dan pendiri Katadata yang dipercaya memimpin pengembangan awal OVO. OVO kemudian menjalin kemitraan strategis dengan Grab, membuatnya semakin besar.

OVO sempat menjadi e-wallet paling populer karena banyak digunakan di Tokopedia sebelum Tokopedia merger dengan Gojek (membentuk GoTo). Meskipun sekarang posisi dominannya tergeser, OVO tetap menjadi pemain besar dalam industri pembayaran digital di Indonesia.

Fitur utama:

  • Pembayaran QRIS dan online

  • OVO Points untuk cashback

  • Investasi reksa dana (melalui OVO Invest)

  • OVO PayLater (kerja sama dengan Taralite)

  • Transfer antar bank

3. DANA

Gambar Screenshot asli dari tampilan aplikasi e-wallet DANA 


Pendiri: Vincent Iswara (CEO pertama)
Perusahaan: PT Espay Debit Indonesia Koe

DANA merupakan dompet digital buatan anak bangsa yang resmi diluncurkan pada tahun 2018. Perusahaan ini dimiliki oleh PT Espay Debit Indonesia Koe dan berada di bawah naungan Emtek Group, yang juga memiliki berbagai media seperti SCTV dan Vidio. Vincent Iswara, CEO pertama DANA, adalah tokoh penting yang mendorong pengembangan e-wallet ini dari awal.

DANA juga mendapatkan dukungan dari Ant Financial (anak perusahaan Alibaba), yang memberi pengaruh besar pada infrastruktur dan keandalan sistem mereka. DANA dikenal luas karena tampilannya yang simpel dan ringan digunakan.

Fitur utama:

  • Pembayaran QRIS di ribuan merchant

  • Pembayaran tagihan dan e-commerce

  • Fitur keamanan DANA Protection

  • Transfer ke sesama dan ke bank

  • Tarik tunai di Alfamart dan ATM BCA

4. LinkAja

Pendiri: Konsorsium BUMN (Bank Mandiri, BRI, BNI, Telkomsel, dll)
Perusahaan: PT Fintek Karya Nusantara (Finarya)
CEO awal: Haryati Lawidjaja

LinkAja adalah e-wallet hasil sinergi dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam PT Finarya. Layanan ini diluncurkan pada 2019 sebagai penggabungan dari layanan sebelumnya seperti TCash dari Telkomsel dan e-money dari bank-bank BUMN.

LinkAja lebih banyak digunakan dalam pembayaran sektor publik seperti transportasi, jalan tol, dan layanan pemerintahan. Selain itu, LinkAja juga mendukung inklusi keuangan di wilayah-wilayah yang belum tersentuh layanan perbankan.

Fitur utama:

  • Pembayaran transportasi umum (KRL, MRT, TransJakarta)

  • Pembayaran tagihan listrik, BPJS, dan pajak

  • Transfer ke sesama dan ke bank

  • QRIS dan dukungan transaksi offline

  • Donasi dan zakat digital

5. Paytren

Pendiri: Ustaz Yusuf Mansur
Perusahaan: PT Veritra Sentosa Internasional

Paytren diluncurkan oleh Ustaz Yusuf Mansur sebagai aplikasi pembayaran digital dengan nuansa syariah. Aplikasi ini menyasar pengguna Muslim dan UMKM yang ingin melakukan transaksi digital secara mudah dan sesuai prinsip Islam.

Meski tidak sebesar OVO, DANA, atau GoPay, Paytren pernah mendapat perhatian besar karena mengusung konsep ekonomi umat dan sempat mengantongi izin dari OJK sebagai manajer investasi syariah.

Fitur utama:

  • Pembayaran tagihan dan pembelian pulsa

  • Donasi dan wakaf digital

  • Sistem kemitraan (agen Paytren)

  • Edukasi finansial syariah

6. ShopeePay

Pendiri: Tidak ada satu pendiri spesifik – dikembangkan oleh tim Shopee Indonesia
Perusahaan: PT AirPay International Indonesia (bagian dari Sea Group)

ShopeePay adalah layanan dompet digital yang terintegrasi dengan e-commerce Shopee. Meskipun Shopee berasal dari Singapura (Sea Group), ShopeePay dikelola dan dioperasikan oleh anak perusahaan di Indonesia dan telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia.

ShopeePay berkembang pesat berkat promo cashback besar-besaran dan sistem gamifikasi yang menarik, seperti Shopee Tanam atau cashback harian. Layanan ini juga sudah mendukung QRIS dan dapat digunakan di merchant offline.

Fitur utama:

  • Pembayaran Shopee, SPayLater, dan merchant offline

  • Transfer antar pengguna

  • Cashback & voucher

  • QRIS nasional

  • Top up dari bank lokal

7. Jenius Pay

Pendiri: Tidak memiliki pendiri individu – dikembangkan oleh Bank BTPN
Perusahaan: PT Bank BTPN Tbk

Jenius adalah aplikasi perbankan digital dari Bank BTPN, dan Jenius Pay adalah salah satu fitur dalam ekosistem ini. Meski bukan e-wallet murni seperti DANA atau OVO, Jenius Pay memungkinkan pengguna melakukan transaksi online dengan saldo yang terhubung ke akun Jenius (tabungan digital).

Fitur ini sangat berguna untuk pembayaran di situs-situs e-commerce atau marketplace yang telah bekerja sama dengan Jenius, seperti Blibli dan tiket.com.

Fitur utama:

  • Pembayaran online langsung dari saldo Jenius

  • Tanpa perlu kartu debit atau kartu kredit

  • Verifikasi via in-app authorization

  • Terintegrasi dengan fitur lain seperti e-Card, x-Card, dan Pay Me

8. Sakuku

Pendiri: Dikembangkan oleh Bank Central Asia (BCA)
Perusahaan: PT Bank Central Asia Tbk

Sakuku adalah e-wallet yang dikembangkan oleh BCA, ditujukan untuk generasi muda dan pengguna yang ingin transaksi cepat tanpa perlu kartu ATM. Sakuku dapat digunakan untuk belanja online, bayar tagihan, hingga tarik tunai di ATM BCA.

Meski pengembangnya adalah bank swasta, Sakuku tetap tergolong sebagai inovasi lokal karena seluruh proses pengembangan dan operasional dilakukan oleh tim dari Indonesia.

Fitur utama:

  • Transfer antar pengguna Sakuku

  • Bayar tagihan dan belanja online

  • Tarik tunai di ATM BCA

  • Sakuku Plus (fitur tambahan seperti split bill)

Kesimpulan

Dompet digital Indonesia bukan hanya dikuasai oleh perusahaan asing, tapi juga banyak lahir dari tangan anak bangsa dan korporasi lokal. Dari GoPay dan DANA hingga Jenius Pay dan Sakuku, masing-masing memiliki kekuatan tersendiri dan menyasar kebutuhan yang berbeda-beda. Penggunaan e-wallet lokal tidak hanya memudahkan transaksi, tapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi digital di dalam negeri.

Posting Komentar