Cara Menghitung Keuntungan Bisnis Lengkap: Harga Jual, Pajak 11%, Gaji, dan Uang Cadangan

Mengelola keuangan bisnis secara tepat adalah kunci agar usaha bisa bertahan dan terus berkembang. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah sering kali hanya fokus pada penjualan, tanpa benar-benar menghitung biaya-biaya lain seperti biaya operasional, gaji karyawan, pajak, asuransi, hingga uang cadangan. Padahal, semua itu penting untuk menjaga kesehatan finansial bisnis.
Artikel ini akan membahas rumus lengkap menghitung keuntungan bersih, sekaligus contoh perhitungan dan tips agar usaha tetap untung.
Rumus Dasar Keuntungan Bersih Bisnis
Untuk mengetahui apakah bisnis kamu untung atau rugi, rumus yang digunakan adalah:
Keuntungan Bersih = Total Penjualan - Total Pembelian - Biaya Operasional - Gaji Karyawan - Pajak - Asuransi - Uang Cadangan
Rumus ini berlaku untuk usaha skala kecil maupun menengah.
Komponen Penting dalam Rumus dan Contoh Nyata
1. Total Pembelian
Rumus: Harga Beli × Jumlah Unit
Contoh:
-
Harga beli per unit: Rp30.000
-
Jumlah unit dibeli: 1.000
-
Total Pembelian = Rp30.000 × 1.000 = Rp30.000.000
2. Harga Jual dan Margin Laba
Rumus: Harga Jual = Harga Beli + (Harga Beli × Margin %)
-
Margin minimal disarankan: 70%
Contoh: -
Harga beli: Rp30.000
-
Margin: 70%
-
Harga Jual = Rp30.000 + (Rp30.000 × 70%) = Rp51.000
3. Total Penjualan
Rumus: Harga Jual × Jumlah Terjual
Contoh:
-
Harga jual: Rp51.000
-
Jumlah unit terjual: 1.000
-
Total Penjualan = Rp51.000 × 1.000 = Rp51.000.000
4. Biaya Operasional
Biaya harian seperti listrik, air, transportasi, sewa, dan lain-lain.
Contoh:
-
Biaya operasional per bulan: Rp500.000
5. Gaji Karyawan
Disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan sistem gaji.
Contoh:
-
1 orang karyawan: Rp600.000 per bulan
6. Pajak Usaha (PPN 11%)
Rumus: Pajak = Total Penjualan × Persentase Pajak
Contoh:
-
Pajak 11% dari Rp51.000.000
-
Pajak = 11% × Rp51.000.000 = Rp5.610.000
7. Asuransi Usaha
Biaya bulanan untuk perlindungan aset usaha.
Contoh:
-
Asuransi per bulan: Rp100.000
8. Uang Cadangan
Rumus: Uang Cadangan = Persentase × (Total Penjualan - Total Pembelian)
-
Biasanya diambil dari laba kotor untuk dana darurat.
Contoh: -
5% dari Rp21.000.000
-
Uang Cadangan = 5% × (Rp51.000.000 - Rp30.000.000) = Rp1.050.000
Simulasi Perhitungan Lengkap
Komponen | Nilai |
---|---|
Total Penjualan | Rp51.000.000 |
Total Pembelian | Rp30.000.000 |
Biaya Operasional | Rp500.000 |
Gaji Karyawan | Rp600.000 |
Pajak 11% | Rp5.610.000 |
Asuransi | Rp100.000 |
Uang Cadangan (5%) | Rp1.050.000 |
Keuntungan Bersih | Rp13.140.000 |
Apakah Laba Rp13 Juta Sudah Bagus?
Ya, keuntungan bersih Rp13 juta per bulan termasuk lumayan bagus untuk skala UMKM dengan penjualan 1.000 unit/bulan. Artinya, bisnis sudah memiliki margin yang sehat dan efisiensi pengeluaran yang baik.
Tips agar Bisnis Tetap Untung dan Stabil
-
Hitung Biaya Tetap dan Variabel secara rutin.
-
Gunakan Margin Laba 60–70% agar tidak tekor.
-
Efisiensi Biaya Operasional, seperti hemat listrik atau transport.
-
Kelola Karyawan dengan Bijak, sesuaikan gaji dan kebutuhan.
-
Sisihkan Dana Cadangan untuk kebutuhan tak terduga.
-
Penuhi Kewajiban Pajak agar bisnis tetap legal dan aman.
Informasi Singkat Setiap Komponen
-
Pajak 11%: Kewajiban untuk pelaku usaha yang masuk kategori PKP.
-
Biaya Operasional: Pengeluaran harian atau bulanan untuk menjalankan bisnis.
-
Asuransi: Proteksi dari kerugian seperti kebakaran, pencurian, atau kerusakan.
-
Gaji Pegawai: Bentuk kompensasi agar karyawan produktif dan loyal.
-
Uang Cadangan: Dana simpanan untuk menghadapi situasi darurat atau ekspansi.
Penutup
Dengan perhitungan yang tepat dan realistis, pelaku usaha bisa menjaga keberlanjutan bisnis sekaligus merencanakan pertumbuhan jangka panjang. Gunakan rumus ini sebagai acuan untuk menyusun strategi keuangan yang lebih sehat dan aman.
Posting Komentar