Bank vs. E-Wallet: Mana yang Lebih Aman untuk Menyimpan Uang?

Di era digital, semakin banyak orang menggunakan e-wallet atau dompet digital untuk transaksi sehari-hari. Namun, apakah e-wallet cukup aman untuk menyimpan uang dalam jangka panjang dibandingkan dengan bank? Artikel ini akan membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta pendapat para ahli mengenai mana yang lebih aman untuk menyimpan uang.
Keamanan Bank vs. E-Wallet
Keamanan di Bank
Bank menawarkan sistem keamanan yang lebih ketat dibandingkan e-wallet. Salah satu keunggulan utama adalah adanya jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jika terjadi masalah dengan bank, simpanan hingga Rp2 miliar tetap aman. Selain itu, bank berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), yang memastikan keamanannya.
Bank juga menggunakan teknologi keamanan berlapis seperti enkripsi data, One-Time Password (OTP), serta autentikasi biometrik. Namun, ada risiko pencurian data melalui skimming atau phising jika pengguna tidak berhati-hati dalam menjaga informasi rekeningnya.
Keamanan di E-Wallet
E-wallet juga memiliki sistem keamanan, seperti perlindungan dengan PIN, OTP, dan autentikasi biometrik. Selain itu, saldo di e-wallet biasanya memiliki batas maksimal, sehingga risiko kehilangan dalam jumlah besar lebih kecil dibandingkan bank.
Namun, perbedaan utama dengan bank adalah e-wallet tidak dijamin oleh LPS. Jika terjadi peretasan besar atau masalah teknis yang menyebabkan kehilangan saldo, pengguna tidak mendapatkan perlindungan seperti di bank. Selain itu, karena e-wallet bergantung pada perangkat digital seperti ponsel, jika perangkat hilang atau akun diretas, saldo bisa dengan mudah berpindah ke akun lain.
Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Menabung?
Menabung di bank atau e-wallet memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
-
Keamanan dana
Bank lebih aman karena dijamin oleh LPS, sementara e-wallet lebih rentan terhadap peretasan dan tidak memiliki perlindungan serupa. -
Bunga atau bagi hasil
Menabung di bank memungkinkan pengguna mendapatkan bunga atau bagi hasil dalam sistem syariah, sementara saldo di e-wallet tidak menghasilkan keuntungan apa pun. -
Kemudahan transaksi
E-wallet lebih praktis untuk pembayaran sehari-hari, tetapi bank menyediakan berbagai layanan tambahan seperti transfer, investasi, dan penarikan tunai. -
Biaya administrasi
Beberapa bank memiliki biaya bulanan, sedangkan e-wallet umumnya gratis untuk transaksi tertentu. Namun, ada biaya tambahan jika ingin mentransfer saldo ke rekening bank. -
Fitur tambahan
Bank menawarkan layanan seperti deposito, kredit, dan investasi. Sementara itu, e-wallet sering memberikan promo cashback dan diskon yang menarik bagi penggunanya.
Pendapat Para Ahli
Pakar keuangan Eko Pratama menyatakan bahwa bank tetap menjadi pilihan utama untuk menyimpan uang dalam jangka panjang karena keamanannya lebih terjamin. Ia menyarankan agar e-wallet hanya digunakan untuk transaksi sehari-hari, bukan sebagai tempat menabung.
Analis keamanan siber Rina Kurniawati menambahkan bahwa e-wallet memiliki risiko yang lebih besar jika tidak dilindungi dengan baik. Ia menyarankan pengguna untuk mengaktifkan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah dan tidak menyimpan saldo dalam jumlah besar.
Ekonom digital Arif Setiawan berpendapat bahwa bank dan e-wallet sebenarnya bisa saling melengkapi. Bank dapat digunakan untuk menyimpan dan mengelola uang dalam jangka panjang, sementara e-wallet lebih cocok untuk transaksi harian yang cepat dan efisien.
Kesimpulan
Jika tujuan utama adalah keamanan dan keuntungan dari tabungan, maka bank adalah pilihan yang lebih baik. Namun, jika hanya untuk transaksi cepat dan mendapatkan promo, e-wallet bisa menjadi solusi yang lebih praktis.
Sebagai strategi terbaik, pengguna bisa menggabungkan keduanya. Gunakan bank untuk menyimpan uang dalam jangka panjang dan e-wallet untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, keamanan tetap terjamin, tetapi transaksi tetap fleksibel dan mudah dilakukan.
Posting Komentar